Minggu, 12 Juni 2011

Arti kata Syukur


Arti kata SYUKUR


Sebelum kita bahas mengenai syukur lebih jauh, marilah kita tinjau terlebih dahulu apa sih arti kata syukur sebenarnya ?.


Kata "syukur" adalah kata yang berasal dari bahasa Arab. Kata ini dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai:


1. Rasa terima kasih kepada Allah, dan
2. Untunglah (menyatakan lega, senang, dan sebagainya).


Arti syukur di atas adalah arti dari tinjauan kebahasaan. Banyak arti dari kata syukur yang di definisikan oleh para pakar, mereka mendefinisikan menurut sudut pandang disiplin ilmu masing-masing. Ahmad Ibnu Faris dalam bukunya Maqayis Al-Lughah menyebutkan empat arti dasar dari kata syukur tersebut yaitu,
Pujian karena adanya kebaikan yang diperoleh. Hakikatnya adalah merasa ridha atau puas dengan yg sedikit sekalipun, karena itu bahasa menggunakan kata ini (syukur) untuk kuda yang gemuk namun hanya membutuhkan sedikit rumput. Peribahasa juga memperkenalkan ungkapan Asykar min barwaqah (Lebih bersyukur dari tumbuhan barwaqah). Barwaqah adalah sejenis tumbuhan yang tumbuh subur, walau dengan awan mendung tanpa hujan.
Kepenuhan dan kelebatan. Pohon yang tumbuh subur dilukiskan dengan kalimat syakarat asy-syajarat.
Sesuatu yang tumbuh di tangkai pohon (parasit).
Pernikahan, atau alat kelamin.
Makna dasar tersebut dapat juga diartikan sebagai penyebab dan dampaknya, sehingga kata "syukur" mengisyaratkan "Siapa yang merasa puas dengan yang sedikit, maka ia akan memperoleh banyak, lebat, dan subur."


Sedangkan Ar-Raghib Al-Isfahani salah seorang yang dikenal sebagai pakar bahasa Al-Quran menulis dalam Al-Mufradat fi Gharib Al-Quran, bahwa kata "syukur" mengandung arti "gambaran dalam benak tentang nikmat dan menampakkannya ke permukaan."




Kata syukur berasal dari bahasa arab Syakaro-yasykuru-syukron yang artinya adalah “membuka” dan lawan katanya adalah Kufur yang berasal dari kata Kafaro-yakfuru-kufron yang artinya “menutup”. Dalam kontek tersebut, kata syukur dapat diartikan sebagai hati yang terbuka karena menyadari nikmat Allah yang telah diterimanya. Sebaliknya mereka yang mengingkari nikmat Allah (menutup-nutupi nikmat yang telah diterima) dikatakan sebagai Kufur.


Demikianlah arti atau makna syukur sangat beragam sesuai dengan sudut pandang atau tinjauan pembahasan. Namun bagi kita (terutama saya) sebagai orang awam syukur sangatlah sering di artikan sebagai suatu ungkapan atau ekspresi rasa dan perasaan sebagai tanda terimakasih, karena kita telah menerima kenikmatan (sesuatu) dari Tuhan YME meskipun melalui perantara seseorang.


Kita sering mendatangi undangan/acara syukuran dengan bentuk yang bermacam-macam meskipun lebih sering dalam bentuk sebuah pesta makan, dibalut dalam nama pengajian ataupun kebaktian. Padahal kalau kita mengacu Firman Allah SWT di atas dan di ayat-ayat lainnya. Bahwa syukur adalah prasyarat utama agar Allah memberikan (menambah) kenikmatan/anugrah yang lebih dari yang sudah diberikan.


Sebelum kita memiliki keinginan, yaitu sesaat kita terlahir bahkan sebelum kita terlahir kita telah diberi nikmat yang luar biasa oleh Allah. Nah pada saat kita telah memiliki keinginan-keinginan dan kita sering berdo’a untuk memohon kepadaNya, itu artinya kita mohon tambahan nikmat. Maka agar supaya do’a kita terkabul dan tambahan nikmat tersebut di anugrahkan Allah kepada kita, syukur merupakan syarat mutlak yang harus kita penuhi. Jadi dalam segala hal, berdoalah dan ajukanlah permintaanmu kepada Allah. Apa yang kalian perlukan, beritahukanlah itu selalu kepada Allah dengan mengucap syukur.


Dari kedua Firman Tuhan di atas, kita jadi menyadarinya bahwa selama ini mindset/pola pikir kita sudah terbalik. Kita bersyukur setelah menerima anugrah. Padahal sangat jelas dan terang benderang (istilahnya SBY) Agar kita dapat menerima Anugrah, kita harus bersyukur. Jadi perlu kita merubah mindset dari ‘menerima lalu bersyukur’ menjadi ‘bersyukur agar dapat menerima (diberi/dikabulkan)’.

Syukur


Syukur, suatu kata yang sangat berbobot dan memberikan makna yang tidak terhingga. Allah telah menjamin dalam Al Quran, barang siapa yang bersyukur maka Allah akan menambah nikmat kepada orang tersebut. Sudahkan Anda bersyukur? Sudahkah Anda merasakan tambahan nikmat atas syukur Anda? Apakah Anda ingin mendapatkan nikmat yang lebih besar lagi? Lupakan mengeluh, mulailah perbanyak syukur.


Ada dua manfaat besar dari bersyukur. Kedua manfaat ini akan mengubah hidup kita jika kita mendapatkannya.
Pahala dari Allah. Jelas, bersyukur adalah perintah Allah, kita akan mendapatkan pahala jika kita bersyukur dengan ikhlas.
Menciptakan Feeling Good. Dengan bersyukur akan membuat kita lebih bahagia. Perasaan kita menjadi lebih enak dan nyaman dengan bersyukur. Bagaimana tidak, pikiran kita akan fokus pada berbagai kebaikan yang kita terima.


Lalu apa manfaat Feeling Good?
Jika Anda yang percaya dengan Hukum Daya Tarik (law of attraction), feeling good akan meningkatkan kekuatan Anda menarik apa yang Anda inginkan. Kekuatan hukum ini akan sebanding dengan keyakinan dan perasaan positif. Sementara semakin banyak kita bersyukur, akan semakin banyak perasaan positif pada diri kita.
motivasi akan muncul dari kondisi emosi yang positif (dibahas lebih lanjut pada ebook saya motivasi Diri). Sementara bersyukur akan menciptakan emosi yang positif karena kita fokus apda hal-hal yang positif. Semakin banyak Anda bersyukur akan semakin besar motivasi yang Anda miliki.
Bersyukur akan membentuk pola pikir sukses. Pola pikir sukses adalah keyakinan dalam mendapatkan. Saat kita bersyukur, maka pikiran kita secara tidak sadar diberikan suatu “pola” mendapatkan, sehingga akan terbentuk pola sukses.


Dengan melihat ketiga manfaat dari feeling good, kita bisa menyimpulkan bahwa feeling good adalah mungkin menjadi salah satu cara Allah memberikan nikmat tambahan kepada kita. Jika orang baru ribut dengan manfaat syukur pada kahir-akhir ini, Al Quran sudah 14 abad yang lalu. Sungguh suatu nikmat Allah yang diberikan kepada kita, sayang jika kita mengabaikannya.


Cara Meningkatkan Syukur
Saya yakin, Anda yang mau membaca artikel ini adalah orang-orang yang pandai bersyukur. Namun bukan berarti kita tidak perlu meningkatkan. Setinggi apa pun Anda menjadi hamba yang bersyukur, Anda masih tetap perlu meningkatkan syukur Anda. Jika Anda baru bersyukur saat menambatkan nikmat berupa materi, ini adalah baru tahap awal menjadi hamba yang pandai bersyukur.
Untuk meningkatkan rasa bersyukur, kita harus lebih jeli dan peka terhadap berbagai nikmat yang diberikan Allah kepada kita. Kurangnya kepekaan terhadap nikmat Allah akan mengurangi syukur kita, sebab kita merasa tidak ada yang perlu disyukuri lagi. Meningkatkan kepekaan bisa dilakukan dengan melakukan perenungan terhadap apa yang terjadi pada hidup kita sehari-hari. Luangkan waktu Anda setiap hari untuk merenungkan nikmat setiap harinya.
Setiap saat, kita mendapatkan nikmat baru. Satu detik waktu berlalu berarti kita mendapatkan nikmat hidup selama satu detik. Nafas kita, penglihatan kita, penciuman kita, detak jantung kita dan sebagainya yang tidak mungkin disebutkan disini.
Selalu ada hikmah dari setiap kejadian, baik kejadian pad diri sendiri maupun orang lain. Sementara setiap saat selalu ada kejadian, berarti selalu ada hikmah yang bisa kita ambil. Sementara hikmah adalah suatu nikmat. Syukurilah.